Friday, September 2, 2016

Islami Trip. Asia Tenggara Tour. 6 Hari 5 Malam. 6,5 juta saja

Bismillahirrahmanirrahiim
Islamic Trips
South East Asia (Asia Tenggara)
Kuala Lumpur | Ho Chi Minh | Phnom Penh | Kampong Champ | Kuching
6 Hari 5 Malam | 3 Negara | Berangkat 7 Februari 2017
Hanya 6,5 Juta
- Taqorrub ilallah, menjelajahi negeri-negeri asing dengan niat mencari ridho Allah SWT
- Menikmati suasana religi di negara dengan populasi muslim minoritas
- Mengunjungi destinasi wisata menarik di Malaysia, Vietnam, dan Kamboja (3 Negara)
- Ditemani tour leader, Pay Jarot Sujarwo, traveler handal yang telah melakukan perjalanan di beberapa negara Eropa dan Asia Tenggara, travel writer yang telah mendedikasikan hidupnya untuk Islam
- Kajian singkat tentang sejarah keruntuhan Islam (1924) dan semangat menegakkannya kembali
Persyaratan peserta:
1. Beragama Islam, dewasa, berakal sehat, laki-laki
2. Apabila terdapat peserta perempuan diwajibkan membawa mahram
3. Memiliki paspor yang masih berlaku
4. Membawa minimal selembar layak pakai untuk disumbangkan kepada saudara sesama muslim yang membutuhkan di negara tujuan
5. Ini bukan perjalanan wisata biasa, melainkan juga berinteraksi dengan penduduk setempat (Muslim). Diharapkan peserta dapat menjaga adab seorang Muslim.
Jadwal perjalanan:
Day 1:
Kumpul di bandara Supadio pukul 09.00 wib, berangkat ke Kuala Lumpur, menuju hotel di daerah Putrajaya. Menikmati suasana sore di Kota Putrajaya, Sholat Magrib dan Isya di Masjid Putra sambil menunggu jeda sholat menikmati keindahan danau dari area Masjid. Makan malam, kemudian melanjutkan perjalanan menuju menara kembar Petronas. Kembali ke hotel, istirahat.
Day 2:
Seusai sholat subuh, menuju Bandara KLIA 2, berangkat ke Saigon, Vietnam. Sarapan di kawasan Muslim kota Saigon, sholat zuhur, menuju hotel. Istirahat sebentar, dilanjutkan dengan Saigon city tour. Malam hari, setelah sholat Isya dan makan malam, acara bebas (Benh Tan Market/Shopping)
Day 3:
Pagi berangkat menuju Kamboja dengan bis, melewati perbatasan Vietnam-Kamboja, sampai di tujuan kurang lebih 7 jam (Phnom Penh). Istirahat di Hotel, makan siang di warung Bali (restoran Indonesia yang sangat terkenal di Phnom Penh). Berwisata di National Museum. Lanjut menuju Masjid Besar Phnom Penh (sholat Ashar dijamak dengan Zuhur). Menikmati keindahan kota Phnom Penh (Sungai, grand palace, bendera, dll). Setelah makan malam acara bebas. Peserta bisa berbelanja di Phnom Penh Night Market atau menikmati area backpacker di Phnom Penh.
Day 4:
Perjalanan ke Kampong Champ. Ini merupakan wilayah dengan mayoritas penduduk beragama Islam di Kamboja. Penduduk di sana lebih dikenal dengan nama MelayuChampa. Mayoritas masyarakat hidup dalam keadaan miskin. Di daerah ini kita akan merasakan pengalaman dekat dengan saudara-saudara Muslim kita dari negeri jauh. Konsep negara bangsa memang telah memisahkan kita, namun bagaimanapun juga kita dipersatukan dengan kesamaan akidah. Di tempat ini kita akan belajar banyak tentang keprihatinan. Di tempat ini kita akan diajak untuk lebih peduli terhadap saudara-saudara sesama muslim. Di sini kita akan bersedekah. Di sini kita akan diajak berkontemplasi, bahwa kebangkitan Islam akan mendatangkan kesejahteraan untuk seluruh umatnya. Di sini poin utama perjalanan kita. Malam hari, kembali ke Phnom Penh.
Day 5:
Pagi hari terbang ke Kuching. Istirahat di hotel. Mengunjungi objek wisata Wind Cave (Gua angin), sore hari wisata waterfront, sholat di masjid bandar raya, malam acara bebas.
Day 6
Pulang ke Pontianak dengan menggunakan bis. Sesampainya di terminal ambawang, mobil sudah standby dan mengantar ke rumah masing-masing peserta.
*Peserta diharapkan bisa sholat berjamaah di Masjid yang sudah ditentukan oleh Tour Leader.
** Kajian singkat mengenai Keruntuhan Islam (1924) dilaksanakan setiap harinya, ba’da sholat subuh, di tiap-tiap negara
-----------------------------------------------------------------------
Traveling identik dengan mengunjungi tempat-tempat wisata, foto-foto: bangunan tua, alam, maupun foto diri (selfie). Tentu saja hal tersebut boleh-boleh saja (mubah). Namun sayang, faktanya hal-hal mubah ini sering dibarengi dengan aktivitas-aktivitas melanggar syariat. Sebut saja misalnya, membuka aurat, pamer gambar yang mengarah ke riya’, ikhtilat, dan tak jarang para traveler dengan sengaja meninggalkan ibadah wajib seperti sholat.
Pijar Tour and Travel hadir di Pontianak untuk melayani kaum muslimin yang ingin berpergian namun tetap tidak melanggar syariat Allah. Namun demikian, bukan berarti para traveler kemudian akan kehilangan momen-momen berharga dalam perjalanan. Malah sebaliknya, memilih Pijar Tour and Travel sebagai teman perjalanan Anda adalah solusi nyata bagi anda semua. Sebab traveling itu, adalah salah satu upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wallahu’alam
Aktivitas disela Perjalanan
Kajian singkat tentang Keruntuhan Islam (1924)
dan strategi menegakkannya kembali
---------------------------------------------------------------------------
Biaya 6,5 juta termasuk:
- Tiket Pesawat
- Penginapan
- Tiket masuk tempat wisata
- Transportasi lokal
- 1 kali makan siang setiap harinya di restoran halal
- Biaya Tour Leader
Harga tidak termasuk:
- Biaya sarapan dan makan malam
- Pengeluaran pribadi seperti: telepon,
room service, laundry, mini bar, dan
pengeluaran lainnya
- Tour tambahan (optional) yang mungkin
diadakan selama perjalanan
- Kelebihan bagasi masing-masing peserta
AKAD
DP minimal 1,5 Juta Rupiah dibayarkan paling lambat tanggal 7 Oktober 2016. Untuk selanjutnya pembayaran dapat dicicil dan dilunasi paling lambat 7 Januari 2017
Informasi Pendaftaran
081256918507 (WA/Line/SMS/Call)
email: jarotsujarwo@gmail.com
قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Ali Imran: 137)



Wednesday, April 13, 2016

Dunie Tak Cume Sebesak Kampong Arang

Kite plesbek lok sebentar. Tegal-e sampai ari ini maseh banyak yang betanyak, ape ba buat aku jalan-jalan, sampai sepok-e semaok ati. Ngape pulak aku ni jadi suke dengan jalan-jalan, dah banyak benar ke duet aku ni.

Jadi ginik budak, sebenar-e aku suke pegi-pegi ni, dari jaman aku agek kecik. Kitak bayangkan, waktu aku kelas tige SD, aku suah pegi sorang-sorang dari Kampong Arang sampai kote Pontianak, pakai sepeda. Cobe kitak bayangkan pejalanan budak kecik waktu itu. Bapak aku ngawankan pakai honda, dari rumah cume sampai tirta ria jak. Dah itu, dibia-kan-e aku sorang ngengkol sepeda.

Maken besak, maken suke aku trepeling. Dulok belom ade istilah trepeling. Kalok istilah budak-budak Kampong Arang sih, ngander. Jadi, maken aku besak, maken suke aku ngander. Waktu tamat SMA, aku ngander ke Jogja. Kate dirik-e tek kuliah, padahal ape bende. Kulu kilek tak jelas. Eh, jelas pulak kau-e. Jelas tak lulus-e. Haha. Tapi, bia-pon kuliah aku tak lulus, di Jogja lah aku ni banyak kawan. Ketemu orang bemacam-macam model. Ade yang model aktipis. Ade model seniman, pengusahe, gelandangan, wartawan, pejabat, semue-semue model ade kujumpe waktu di Jogja. Di tempat ini-lah aku ni belaja idop sorang. Yarabbana. Cam yeye.

Asal Mule Name Madrid

Sekarang Sergio nak mbawak-ek aku ke daerah laen di kote Madrid. Mungkin sadar dirik gak die, aku ni orang Endonesa, yang udah betaon-taon dimanjakkan dengan honda. Sikit-sikit naet honda. Pegi ke kedai dekat rumah naet honda. Pegi ke ngumpol depan gang pakai honda. Pegi ke lapangan mutiara, nonton bola, pakai honda. Bukan cume aku ngan budak-budak di Kampong Arang jak yang sikit-sikit pakai honda. Rate-rate orang Endonesa yang laen pon sangat akrab ngan honda. Jadi orang-orang tu malas jalan kaki. Belom agek, trotoar di Kampong Arang payah carek. Cemanelah orang-orang tu nak bejalan kaki. Akibat-e belambak lerak honda ditempat aku. Bemacam-macam model. Ade Honda Suzuki, ade Honda Yamaha, ade Honda Kawasaki. Ade gak yang model Honda Honda. Pokok-e bende bemesen yang ade ban duak butik, honda-lah name-e.

Sergio tu kan lamak betanggam tang Pontianak. Jadi die dah tau dah tebiat orang-orang yang malas bejalan. Sikit-sikit naet honda. Sikit-sikit naet honda. Ape agek, orang-orang nak mbeli honda betape nyaman-e. Tadak punye duet, cukop pakai KTP same KK. Tak usah pakai DP, dah bise bawak balek honda. Barok-lah mbayar-e nyicel betaon-taon. Orang-orang ni tak paham kali, kalok punye honda dengan care macam itu tu haram hukom-e. Beli honda lewat lising, kite bayar nyicel, kalok telambat kenak dende, kalok tak bise bayar honda kite kenak angkot.

Sunday, April 10, 2016

Tapas

Kite lanjotkan cerite soal tapas. Biase kalok soal majoh, kitak-kitak semangat. Ha, sekarang pajohlah na tapas. Hehe. Tapas ni asal kate-e ‘tapa‘ . Arti-e ‘penutup’.  Atau bise gak disebot pengabes. Tadak bise ba. Kalok pengabes tu kayak-e untok kate kerje. Kalok tapas yang dimaksot disinek ni, kate bende. Bahase Sepanyol tapa arti-e tutop, kalok bahase kampong arang ‘tapa’ arti-e ikan besak labau yang suke dijadikan alasan emak-emak nakot-nakotkan anak-anak-e kalok mereke nak mandi sungai.

“Tak usah mandik sungai, banyak ikan tapa,” Ha ha. Itu tapah, bukan tapa.

Balek agek ke cerite tapas, jadi jaman dulok tu, orang-orang suke nutop gelas-e supaye tadak masok lalat atau binatang laen pakai pinggan kecik. Nah, tutop gelas yang dari pinggan kecik ni, biase jadi tempat nyimpan makanan kecik-kecik. Degel gak orang Sepanyol ni. Die minom, lalu supaye minoman-e tadak masok lalat, jadi gelas tu ditutop pakai pinggan kecik. Udah gituk, di atas pinggan tu, ditarok makanan. Ndak ke lalat-lalat tu hinggap di makanan. Budoh bale siape diangkot-e? Entah-lah ye.

Ade beberape kesah tentang asal mule istilah tapas ni. kesah yang paleng tekenal tentang raje Sepanyol, Alfonso yang waktu iru agek saket. Jadi, supaye cawan-e tadak masok binatang, ditutoplah cawan-e tu ngan pinggan kecik, lalu di atas pinggan tu dikasik makanan-makanan kecik. Raje Alfonso pon jadi nyaman lior. Diratah-e makanan-makanan kecik tu. Jadi kesukean die pulak. Karne die suke, lalu disuroh-e lah orang-orang yang punye kedai bejual makanan model tapas ni. jadilah, bende ini ni tekenal di seluroh Sepayol. Ini ni tejadi sekitar abad 13 sampai 15. Tapi kesah ini ni belom gak tentu benar. Ini cume kesah yang disampaikan dari mulot ke mulot. Legenda kate dirik die tek.

Saturday, April 9, 2016

Banyak Omong

Ade yang degel dengan tebiat budak-budak kite di kampong. Tebiat “Tadak buleh nengok orang barat sikit”. Tebiat-e tu ginik, asal nengok orang barat, lalulah budak-budak tu tegamam. Lalulah budak-budak tu begosip die same die ngumongkan orang barat tu. Ade yang ngumongkan idong-e tecacak-lah, ade yang ngumongkon rambot-e jingge-lah, ade yang ngumongkan badan-e tenjak-lah. Macam-macam diumongkan budak-budak tu. Kalok orang barat tu kelaki, dikatekan lawa, kalok pempuan dikatekan lawa. Pokok-e tadak ade burok-e orang barat tu di mate budak-budak.

Semue ini tak laen karne tipi. Ape ndak-e. Agek aku kecik dulok, orang barat lah yang dipuje-puje dalam tepi tu. Tiap ari minggu siang, semue orang gang tadak ade keluar rumah. Semue tecogok depan tepi. Ade Tuan Baron same Nona Misi di dalam tepi. Kalok artis nyanyi-e ade nyukit ondeblok. Kok udah ade nyukit di tepi, tak boleh tu acara tepi dialeh. Mane nak ngaleh-e, tepi cume satu jak, TPRI. Haha. Tak ade tepi laen. Baroklah sekitar taon 90-an awal kok ndak salah, di Kampong Arang mulai masok RCTI. Sekali ade RCTI, lalu lah maken belonggok kawan-kawan-e tuan Baron bemunculan. Ade Rudolfo, ade Maria Marsedes, ade Valerie, ade Marimar. Macam-macam orang barat bemuncolan dalam tepi. Tadak cume emak bapak duak anak yang nonton, pembantuk pon ikot nonton gak. Yaklamak.

Thursday, February 25, 2016

Candi Debod

Okelah sekarang kite cerite candi. Nah, sebelom-e aku ade nyebot-nyebot sikit soal candi Borobudur yang tebelanat dalam tanah. Yang sebenar-e nak aku ceritekan tu, betape sehe-nye orang-orang tu nyelamatkan produk kebudayaan yang name-e candi. Sampai kelua duet banyak. Sampai bepeloh peloh sampai beribu-ribu orang ikot sengeh nggalik-ek tanah tu. Ade yang nak kusampaikan, kalok barang mati yang udah tependam beratos-ratos taon jak, sehe-sehe-nye orang-orang tu nyelamatkan, masak barang idop yang bename manusie ni, tadak diselamatkan? Sodare-sodare, manusie jaman sekarang ni entah selamat ke entah tadak di akherat. Tak ade ke niat kitak selamatkan sodare-sodare kite tu? Yaklamak! Jadi ceramah pulak aku ni.

Nah, di kote Madrid pon ade gak candi. Kalok di Jawe, candi-candi tu ade tependam dalam tanah, di kote Madrid ni, candi tu didatangkan dari Aprika. Tepat-e negare Mesir. Bise ndak kitak mbayangkan-e tu. Candi dari Mesir di Aprika diangkot ke Sepanyol di Eropah. Name candi ni, Candi Debod. Hehe. Degel kan name-e. Pas petame kali kawan aku ngasik tau name-e, rase nak ketawak aku ndegar-e.  Tak ade sekali name Sepanyol-e. Kalok name Sepanyol tu mungkin name-e candi Roberto ke, candi palacio ke, candi Esmeralda ke, candi telenovela ke. Nah, itu dipastikan Sepanyol. Tapi ini, Candi Debod.

Awal-e nak nyeritekan Candi, eh jadi begalor pulak nyeritekan tebiat budak gang

Kitak tau tadak cemane sejarah-e borobudur? Kok dari pelajaran kite agek sekolah dulok, cerite-e borobudur tu dah tebelanat dalam tanah. Pas ke tadak ni ye pakai kate tebelanat? Atau kok ndak tekesop dalam tanah. Hmm, kok tekesop ni macam paku. Dahlah pakai kate tebelanat jak lah. Jadi, entah berape ratos taon, candi agama Budha ni tebelanat tang dalam tanah di kote Magelang, Jawe Tengah. Sampai akher-e orang Belande nemukan-e. Kalik orang Belande jeman dulok tu nak mancing, lalu die nggalik cacing. Bukan-e cacing yang didapat, malah candi pulak. Ape bende candi nak dijadikan umpan mancing? Bise rungges gigi ikan dibuatkan-e. Suke nak ngade-ngade pulak aku ni mbuat cerite orang Belande galik cacing pulak. Emang-e budak kampong arang. Asal aek pasang sikit tang paret, mulai budak-budak tu besebok begalik cacing. Mancing ikan sepat. Ade gak ikan ruan, ikan betok, ikan jolong-jolong, belot, same keramak. Biase gak budak tu mancing pakai umpan kodok. Sekali dapat, tak alang-alang, ula aek biase makan kodok tu.

Wednesday, February 24, 2016

Plaza de España

Care mbace-e Plasa de Espanya. Kate kawan aku tempat ini salah satu tempat wisata yang paleng tekenal di Madrid. Ndak-e, semue jak kau sebot tekenal. Aok, sikit-sikit tempat ini paleng tekenal. Sikit-sikit belom ke Madrid kalok belom ke sinek. Ambek jaklah dunie ni untok kau. Sisakkan aku sikit jak untok mburai.

Tapi gituklah name-e orang agek ngawankan tamu jaoh. Jadi, sesepok-sepok-e aku ni, tetap di mate kawanku tu aku ni tamu jaoh. Aros diistimewakan. Maklom pulak aku ni tek. Tadak pulak aku ni manas. Ha jadi, kawanku ni agek mbangge-banggekan tempat yang name-e Plaza de Espanya. Ini bukan soal cantek-e tempat ni. Karne dari ari petame aku sampai Madrid pon, aku dah mandang pulak betape cantek-e kote ni. Tapi di Plaza de Espanya ni suke dijadikan orang-orang tempat betemu. Banyak orang janjian betemu di sinek. Ade orang pacaran bejanji betemu di sinek. Ade orang nak bebisnis, bejanji betemu di sinek. Ade turis same turis bejanji betemu di tempat ini.

Tuesday, February 23, 2016

Gran Via

Sebelom-e aku udah ade cerite kan? Belom datang ke Sepanyol kalok belom ke tempat ini. Belom datang ke Pontianak kalok belom datang ke tempat itu. Belom datang ke Jakarta kalok belom datang manjat-ek monas. Belom datang ke surge kalok belom nengok lawar-e bidadari-bidadari di dalam-e. Gituklah kire-kire.

Ini tempat pon gituk gak. Belom ke Madrid kalok belom lewat Gran Via. Tempat ape ke tu? Mane ke aku ni tau, kalok tadak dikasik tau kawan aku.

Jadi, waktu kamek agek besantai-santai di dalam apartemen, kawan aku ni becerite. Die tek nceritekan tentang kote tempat die betanggam. Madrid. Kate die, kote Madrid ni tebagi dalam duak bagian.

Kote Madrid moderen. Maksote, di bagian ini tedapat gedong-gedong tinggi yang suke nak nyakar langit. Industeri. Rumah-rumah elit. Segale macam yang moderen lah ade di bagian ini. Dimulai dari bagonan senggereng yang tekenal dengan name pintu gerbang Eropa. Di bagian ini ni jalan raye besak-e bukan-bukan. Kirik kanan jalan kok ndak kantor pemerintah, komplek-komplek elit. Kate kawan aku banyak pemaen bola pon diam di bagian ini.

Monday, February 22, 2016

Budak Gang

sumber foto:http://www.antarantb.com/foto/1054/permainan-tradisional
Abes nengok-ek patong-patong raje tu, aku ngan kawan aku balek ke apartemen. Pandai pulak leteh badan. Ape tadak-e. Dari suboh aku dari Rotterdam pegi ke Schiphol, bandara di Amsterdam. Udah itu terbang ke Sepanyol. Sampai Sepanyol, dijempot kawan aku, balek bentar, lalu mulai ngander. Kulu kilek tak tentu rudu. Tesepok sanak tesepok sinek. Tapi sedap pulak tu. Mungkin karne sedap tu lah jadi tadak ingat balek. Kalok ari tadak berubah jadi gelap, same perot tadak berubah jadi lapar, kalik kamek tak balek-balek kalik. Suke ba nengok kote Madrid ni.  Jaoh bede ngan kote Kampong Arang. Yaklamak, ade ke Kote Kampong Arang? Kampong tu tetap kampong lah die. Mane pulak nak berubah jadi kote.

Eh, tapi kau jangan salah. Aku jak pandai kejut sorang nengok-ek kampong aku. Bena-bena dah berubah dah wak. Nia ye aku ceritekan. Jadi dulok, jeman aku agek kecik, kalok kau pegi ke tembok tadak bekaba same emak, siap-siap kau balek-e kenak rungot. Abeslah kau kenak seranah. Ngape pulak berani-berani-e maen ke tembok. Baek kenak langga oto. Padahal jeman itu, oto ngelewat-ek Kampong Arang, bise diitong ngan jari. Sikit sekali. Nyemberang jalan pakai kejam mate pon bise sakeng sepi-e. Paleng-paleng oto lewat tu, oto bis alas kusuma yang ngangkot-ek karyawan-e. Kok ndak, oto terak alas kusuma, ngangkot-ek kayuk-kayuk besak. Oto oplet ade lah lewat satu duak butik. Same oto kol sungai durian-batu layang. Dah itu ape agek. Jadi budak-budak gang tu, kalok pegi ke tembok pasti tadak bekaba same emak-e. Takot kenak belanat.

Thursday, February 11, 2016

Patong

Dari istane raje Sepanyol, kawan aku nunjok-ek patong bederet-deret tadak jaoh dari istane. Sepok aku semaken senjadi. Tapi kitak perlu ingat, biapon aku ni sepok, bukan berarti aku tekagom-kagom dengan semue ape yang kupandang. Ndak buleh macam itu. Sepok buleh-buleh jak. Tapi aros kite analisis (yarabbana bahase aku ni, pakai analisis segale) macam mane kite aros betabiat dalam keadaan sepok tu.

Macam sekarang ni, aku nak nceritekan ke kitak soal patong-patong. Bukan berarti aku ni kagom same patong. Tadak ade same. Aku mang sepok mang ngan patong-patong tu. Pengen bena nak tau bende ape bah itu tu. Tapi tadak takjob. Tegal-e, dalam agame Islam, patong tu jelas-jelas diharamkan. Tadak buleh mbuat patong, majang patong, sampai tekagom-kagom ngan patong.

Saturday, February 6, 2016

Palacio Real de Madrid

“Dah nak malam dah ni. Kite balek yok,” kawan aku ngajak balek. Sian kalik die nengok aku. Nyampai dari Belande, tadak pakai istirahat, langsong pegi bejalan. Tapi sebenar-e aku tadak leteh-leteh bena. Mane pulak nak leteh kalok jalan di tempat macam gini. Udahlah tadak panas. Pemandangan-e pon lawar-lawar. Bangonan-bangonan-e lawar. Orang-orang-e lawar. Sejuk-e cuace sampai temasok ke dalam jiwe. Yarabbana. Cam ye ye.

Cobelah kau bejalan di Pontianak di bawah mateari yang panas bedengkang tu. Dah pasti dah, bepelok, badan bauk ari, bauk bengam. Palak peneng. Kalok soal cuace, mang udah urosan Tuhan lah ngator cuace. Tadak ade kenak tanyak di ari kiamat nantek. Tapi soal pemerintah nguros-ek kote ni. Pasti kenak tanyak di hari kiamat nantek. Aok, kote Pontianak ni, tak can orang mbangon-e. Cobe tengok. Pohon-pohon tepi-tepi jalan kenak tebang. Lalu trotoar tadak ade. Kalok pon ade, penoh dipakai orang jualan apam pinang. Udah gituk, sampah dimane-mane. Mane lah orang tu nak bejalan kaki di Pontianak ni. Belom agek soal lalu lintas. Tak tentu rudu sekali kite nengok-e. Jalan belobang. Banjer pas musim ujan, asap pas musim panas. Tadak takot kenak mintak pertanggongjawaban same Tuhan ke orang-orang yang mbangon kote ni? Kalok kenak mintak SPJ same BPK sih bise lah orang-orang tu ngakal. Ini SPJ-e nak kenak mintak same Tuhan, ape yang nak diakalkan? Betol-betol lah pak-e mbangon kote ni. Ini bukan cume untok bapak sorang, bukan cume untok rakyat bapak, tapi untuk Tuhan. Ade peritongan-e di ari kiamat nantek. Tak ngerik ke?

Plaza Mayor; Ari Ini Cantek Jelite, Jeman Dulok Jadi Saksi Orang-orang Kenak Bantai

Tak jaoh dari titek enol kote Madrid, kawan aku mbawak-ek aku ke tempat laen. Tempat ini tadak kalah bagos-e, tadak kalah ramai-e, tadak kalah mempesone. Orang-orang sepok pon bukan cume aku sorang jak. Turis entah dari mane-mane jak ade tang tempat ini. Name tempat ini Plaza Mayor. Pusat-e alun-alun di kote madrid. Kalok di Pontianak, macam alun-alun depan korem. Tapi jangan sekali-kali kitak mbandengkan tempat ini ngan depan korem tu. Jaoh kan bale kau-e. Macam langit ngan bumi.

Kok di tempat ini ni, jangan arap kitak nemu sampah. Cobelah di korem tu, jangan arap kitak tadak nemu sampah. Ntah ngape ke ye, orang kite ni payah bena dikaba-kan. Nengkar. Telinge-e tu agak bengak-bengak sikit. Padahal udah ade peratoran pemerintah. Siape yang mbuang sampah sembarangan, kenak tangkap, kenak masokkan sembarangan, kenak suroh baya dende. Tapi maseh gak sampah tu betepek-tepek dimane-mane. Pemerintah pon satu gak. mbuat peratoran jak bise-e. Nerapkan-e tadak. Cubelah peratoran yang udah dibuat tu diterapkan. Bukan sikit-sikit duet yang tekelua tu tegak nyuson-ek peratoran-ni. Sekali dah jadi peratoran, tadak gak dijalankan. Ape bende-e.

Saturday, January 30, 2016

Kantor Pos Tue

Tadak nunggu waktu lamak, aku pon langsung lah ngeluakan tustel. Orang-orang yang kulu kilek, kupoto-ek. Ade orang berubah jadi patong, tekejong jak die. Mantap. Ntah bise tahan berape jam jak orang tu tekejong, kupoto-ek. Orang-orang ngelempa-ek koin di dekat-e. Di alun-alun kote ni, ade banyak pak plesi naet kude. Kate dirik-e tek njage-ek keamanan kote. Pak plesi same kude-e, kupoto gak. sedap rupe-e jadi orang sepok ni.

Nengok-ek barang aneh sikit, mane duli, pokok-e poto-ek. Tustel jaman sekarang ni dah canggeh dah bise moto beratos ratos kali. Asal baterai-e kuat, maok poto macam ape pon mudel-e bise. Tadak macam tustel jaman dulok. Kalok nak moto, aros diperitongkan bena. Die tu pakai klise. Segulong cume bise moto 36 kali yak. Kalokpon dikasi bonus, ganal cume empat butik enggak-e. Jadi tak boleh salah moto. Rugi. Dah gituk, kalok dah abes semue moto sampai 40 kali, kite aros ke tempat cuci poto. Nunggu-e sehari semalam klise tu dicuci, baruklah besok-e kite bise nengok poto-e dah jadi.

Tapi ade gak paedah-e tustel jaman dulok tu. Jadi kite kalok nak moto, ati-ati bena. Dipikerkan yang betol sebelom moto. Kalok perlu bace doe lok. Tadak macam orang jaman sekarang. Mentang-mentang gak tustel-e tu bise moto beratos-ratos kali, lalulah sembarangan die bepoto. Nak makan, makanan-e dipoto. Nak nonton bioskop, karcis-e di poto. Pegi tempat orang kawen, penganten-e dipoto. Nak tidok pon, sempat bepoto. Entah bantal guling lah dipoto-e. Entah gebar lah dipotoe. Entah katel-lah dipoto. Tang hade-hade jak budak jaman sekarang ni. ape jak jadi-e kalok budak-budak tu nak pegi mburai di wc. Ntah ape ke dipoto-e?

Friday, January 29, 2016

Titek Enol Madrid

"Nak kemane kite ni, Wak?” tanyak aku ke Sergio. Nanyak basa-basi yak. Napokkan muke sepok. Malulah, baruk gak ari petame datang, dah ketawan dah kalok aku sepok. Ndak ke beramak muke.

“Kite nak pegi ke pusat kote Madrid,” kate die.

Kamek beduak bejalan nembos-ek hawe sejuk. Untok pejalan kaki ade disediekan tempat bejalan kaki. Jadi ndak buleh bejalan tang tembok. Kalok kite bejalan tang tembok, lalu ade oto ngelangga-ek kite, kite yang kenak salahkan. Ngape kite bejalan tang tempat-e oto bejalan?

Bentok jalanan tang Sepanyol ni bede ngan Belande. Kalau tang Belande, datar jak die. Tadak ade turon naek-e. Semue tempat datar. Itulah ngape-e sepeda belonggok tang Belande. Karne jalan-e datar. Nak nyarek jalan bekelok liku turon naek tang Belande, payah diarap. Kate orang Kampong Arang, betuah raye!

Punisia – Ispania – Hispania – Espanya – Espanyol – Sepanyol

Diawal udah kuceritekan, kalau Sergio ni asal-e bukan dari Madrid, tapi dari provinsi Vigo. Vigo tu lokasi-e di ujong Sepanyol berbatasan dengan Portugal. Macam orang kite gak, yang name-e ibukote, pasti kenak serbu-ek orang. Ntah ngape ke, suke benar orang-orang tu diam tang ibukote. Kate-e di ibu kote kite bise keje. Gaji-e besak. Modern. Macam-macam istilah. Orang Endonesah, betompok-tompok di Jakartah. Ntah manusie dari mane-mane jak, ade di Jakartah. Entah ape ke paedah-e, tak paham aku. Tiap suboh, bapak-bapak udah bangon. Bukan-e sembayang suboh, tapi manaskan oto, siap-siap nak pegi keje. Belom gak langit tu terang dah pegi dah die dari rumah. Anak-e maseh tidok. Nantek balek ke rumah, udah malam dah. Anak-e udah tidok. Sangsot idop orang-orang macam gituk tu. Anak-e tak kenal dengan bapak-e.

Ade ye cerite, entah bena entah tadak aku pon tak tau pasti. Aku ni cume dengar cerite dari orang gak. Jadi tek, dari anak-e ni bayi, si bapak pegi keje sebelom anak-e bangon lalu balek keje pas anak-e udah tidok. Gituuuk teros betaon taon. Sampailah akher-e anak-e ni besak lalu bise ngumong. Suatu hari bapak-e ni balek awal. Pintu rumah dikunci. Jadi bapak ini pon, mencet bel. Tak lamak abes itu, pintu tebukak. Ade budak kecik mbukakkan pintu. Bapak ini pon tengeng, nak melok anak-e. Tapi tibe-tibe budak kecik ini tepekek kaong, “Mamaaaaa, ini ada om mau nyulik dedek...!!!!”

Thursday, January 28, 2016

Masok Madrid

Dari Bandara Barajas, Sergio mbawak-ek aku ke stasiun metro (kerete api bawah tanah). Same gak dengan macam di Belande, bandara di Madrid ini pon tesambong gak dengan stasiun kereta api. Harge tiket-e sekali jalan 1,5 euro. Kalok dirupiahkan sekitar 22ribu lah kire-kire. Dari bandara ni, kite pakai eskalator. Ape bahase melayunye eskalator ni? Tanggak bejalan. Aok, betol dah tu tanggak bejalan. Jadi, kamek naet tanggak bejalan, turon ke bawah tanah. Rapi susonan-e. Orang-orang bediri di satu bares belah kanan, yang belah kirik dibiakan kosong. Jadi kalok ade orang yang tekaca ganyah nak bejalan cepat-cepat, die tek bise lewat belah kirik. Tadak perlu belangga ngan orang laen. Rapi.

Tang dalam setasiun ni bemacam-macam mudel orang. Mulai dari orang barat pakai jas rapi, bace koran, megang cawan kupi, bediri tenang. Ade gak sekumpolan anak-anak mude pakai headset same maen hape. Uwan-uwan tue bejalan pakai tongkat. Anak dare yang beganyot sanak beganyot sinek. Becamam-macam model. Ade gak turis-turis Jepang yang sepok-e berjamaah.

Nah, satu hal yang kitak perlu tau tentang turis-turis Jepang. Jadi, orang Jepang tu, ari-ari-e sebok selarat. Di negare-e cume dipakai untok keje jak. Waktu haros dimaksimalkan untok keje. Kalau ade lomba jalan cepat pakai sepatu hak tinggi, pasti yang menang orang-orang Jepang. Mereke bise bejalan macam bekeja. Ndesut. Itu semue demi datang tepat waktu ke kantor-e. Jadi dapat dibayangkan kalok orang-orang Jepang ni tadak ade waktu libo, pasti banyak yang setres. Nah, makenye banyak orang Jepang tu yang suke belibo, suke jalan-jalan keliling dunie. Sebagian besak mereke udah uwan-uwan same aki-aki. Dah tue-tue maseh suke nak ngander.

Sergio Roche Castro

Sekarang aku nak nceritekan gimane kesah-e aku bejumpe ngan Sergio. Name Lengkap-e Sergio Roche Castro. Jadi, di Pontianak dulok ade pelukis keren. Name-e bang jul. Sekarang orang-e dah pindah ke Aceh. Nah, waktu bang jul maseh diam tang Pontianak, die ni selalu didatangek tamu. Entah dari mane-mane yak. Bang jul ni temasok pelukis ngetop di Kalbar. Lukisan andalan-e sketsa. Hamper seluroh pelosok Kalbar, dah suah dah dijejak-e. Kitak sebot yak, jin mane yang bise nendang anak-e paleng jaoh di Kalbar ni, bang Jul dah suah lebeh jaoh agek. Malang melintang, bepindah-pindah dari satu pelosok ke pelosok laen, die pasti mbuat-ek sketsa. Ade gak lukisan pakai cat aek atau cat minyak dibuat-e. Tapi kalok nak ngelukis ondespot, peralatan perang-e pasti kertas, kuas kecik, tinta itam, same pentol korek api. Tadak lupak, kupi. Aek-e dipinom, radak-e dijadikan tinta cat. Hade-hade jak pelukis satu ini ni. Jadi jangan heran kalok kitak nyiom-ek sketsa bang jul, ade satu duak butik yang bau kupi.

Sakeng tekenal-e bang jul di Kalbar, kawan-e pon banyak. Jangan kitak piker bang jul ni cume bekawan same kuas, tinta same kupi jak, tapi kawan-kawan manusie pon banyak. Tadak cume pelukis. Ade kawan-e pemaen teater. Ade kawan-e penari. Ade kawan-e tukang poto. Ade kawan-e aktipis LSM. Ade aktipis mahasiswa. Ade kawan-e tukang bikin pelam. Ade gak kawan-e penulis buku. Karne lukisan-lukisan bang jul ni hamper rate nyeritekan tentang Kalbar, secare tak langsong bang jul ni ikot jadi duta wisata kalbar. Maklom, dinas pariwisata di tempat kite ni tadak bise bekerje maksimal, jadi kalok ade orang-orang barat datang, bukan-e pegi ke pusat inpormasi turis, tapi pegi ke tempat orang-orang macam bang jul ni. Tapi ngumong-ngumong, ade ke di Pontianak ni pusat inpormasi turis yang dibikin same Dinas Pariwisata? Kalau ade, tang mane alamat-e? Ngape aku tak suah nengok ye? Kalau tak ade, ngape pulak bise tak ade? Ape jak buat orang dinas tu?

Dari Schiphol Menuju Madrid

Biapon orang bilang duak bulan lebeh tu waktu yang lamak untok diam di Belande, tapi menurot aku tetap jak tak cukop. Suke rase-e ati ni. Nengok-ek gedong-gedong tue. Nengok-ek paret-paret cantek mempesone. Ngerasekan hawe sejuk. Nengok-ek pokok pokok tadak bedaon. Tadak cume itu, di Belande pon aku belajar banyak soal disiplin. Pendek-e, aku betah diam di Belande. Ape agek di Belande aku banyak jumpe indomie, maken nyaman lah lior aku dibuatkannye. Makan indomie pakai keju, suah ndak kitak? Aku sih suah. Macam mane rase-e? Kate budak Kampong Arang, pandai jak perot ngator-e. Pakal ba aku ni tadak ade keje, jadi tadak ade duet. Jadi tadak bise lamak-lamak aku betelok di belande.

Sebelom balek ke Kampong Arang, kusempatkanlah maen ke rumah Sergio di Sepanyol. Jadi Sergio ni, sejak ari pertame aku njejakkan kaki di Belande, tak berenti-berenti die nyuroh-ek aku pegi ke Sepanyol. Sikit-sikit ceting, nanyakkan kabar aku. Betah ndak aku di Belande. Udah suah nerai besepeda keliling kote belom? Cuace-e berape derajat? Macam-macamlah yang ditanyakkan-e. Pertanyaan terakher pastilah, bile maen ke Sepanyol? Tiap ceting, itu selarat yang ditanyakkan-e.
Harapan kawan aku ni pon tecapai. Sakeng semangat-e, dibelikan-e aku tiket dari Belande ke Sepanyol. Kok aku ndak salah sekitar 600.000 kalok dirupiahkan duak kali jalan. PP. Entah ape ke name pesawat-e, lupak dah aku. Inti-e di Eropah tu, belambak lerak orang njual tiket pesawat murah antar negare uni Eropah.

Sepok Tige Dimulai


Bismillahirrahmannirrahiim.

Assalamu’alaikum wr wb sodare sodare.
Ape kabar gak sodare selamak ini? Salam sepok lok kite. Dah lamak dah rase-e aku ni tadak besepok-sepok ngan sodare-sodare ni. Aok ye, kok ndak salah sari tu waktu aku nceritekan ke-sepok-an aku tang Belande, rase-e taon 2012. Sekarang dah taon 2016. Banaaaaa, empat taon dah kite bepisah. Maap lah ye sodare sodare.

Kayak-e selamak empat taon ni aku sebok tak tentu rudu. Padahal ape bende. Yang ade sok sebok jak. Cek-cek-e macam orang penting. Kulu kilek ngander. Mbuat hal ini lah. Mbuat hal itu lah. Lalu aku ngasek. Lalulah lupak nak negor-ek sodare-sodare yang dah rindu ngan cerite sepok ni. Yarap. Padahal aku yang rindu. Ngape pulak jadi aku yang nudoh sodare yang rindu? Atau kite same-same rindu? Ade gak tuuuu. Macam ye ye nak pakai rindu rindu segale.